Bullying (?)



“Yah, dasar bencong!”

Mungkin kalimat itu yang saya sering terima saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Saya masih menggingatnya dan masih terngiang di kepala saya. Teman sekelas saya yang lain hanya tertawa dan menggapnya hanya sebuah lelucon. Sebuah “candaan” yang begitu dianggap biasa namun memiliki efek yang luas biasa. Hal yang biasa yang mengubah hidup saya.

Hari berganti minggu hingga sebuah “candaan” dianggap hanya angin yang hanya berlalu tanpa menyisakan bekas. Saat waktu memasuki kelas 4 sekolah dasar saya yang sudah mulai terbiasa dengan candaan mereka dan hanya menggangap mereka angin lalu yang nantinya akan berakhir.

Hingga suatu saat saya mencoba mendapatkan teman yang banyak agar dapat membela saya saat saya mengalami sebuah candaan yang tidak menyenangkan tersebut. Saya yang tadinya menjadi bahan candaan, berubah menjadi orang yang menyaksikan candaan tersebut. Saya hanya menjadi pemain dibelakang layar yang hanya menyaksikan tokoh utama bermainkan perannya dan berharap saya tidak pernah menjadi orang di dalam layar tersebut.

Tidak sampai disitu, ketika memasuki masa sekolah menengah pertama, dimana rasa ingin tahu sedang memuncak dan rasa suka antar lawan jenis mulai merasuki jiwa ini, hal yang sama pun masih terjadi.

Candaan yang selalu dilontarkan kepada sesama juga masih terasa, bermusuhan akibat percintaan, hingga pergaulan yang keluar batas merupakan kisah sekolah menengah yang tak terlupakan. Saat sekolah menengah banyak hal yang tidak seharusnya kita tahu menjadi tahu padahal belum saatnya kita mengetahui itu, sungguh menyakitkan.

Saat mulut ini lebih sering berbohong kepada orang tua demi kepentingan pribadi merupakan hal yang biasa bahkan terkadang dianggap menjadi sebuah kebiasaan!

Saat usia ini masih belasan dan hormon ini semakin meningkat tibalah pada saat-saat masa sekolah menengah atas yang diwarnai dengan kisah cinta yang tak berujung. Kisah cinta yang mengakibatkan orang lain saling mencela bahkan bertengkar satu sama lain.

Cinta…. Iya cinta yang membuat masa ini menjadi berwarna tetapi terkadang manjadi kelam.

Kata orang kebanyakan, cinta itu buta, atau segalanya adalah cinta, tapi entah mengapa saya tak terlalu peduli soal itu! Entah saya yang tidak terlalu “peka” atau bagaimana tapi entahlah saya tidak peduli!

Candaan di bangku sekolah menengah atas lebih ringan dibandingkan yang saya dapatkan di sekolah dasar, tetapi candaan yang saya rasakan berbeda. Yang tadinya candaan dilontarkan kepada yang bersangkutan, pada tingkat ini candaan tersebut dilontarkan kepada teman satu sama lain hingga membentuk jaringan.

Semakin banyak orang mulai pintar untuk mengarang sebuah cerita tanpa mereka tau sumbernya.  Semakin banyak orang membeci sesama hanya karna cerita orang tanpa pernah kenal dengan orang tersebut. Banyak orang yang tidak bersalah menjadi bersalah adalah hal yang biasa. Membuat sang penguasa akan terus mengendalikan dan mengontrol bawahannya. Dan kalian tau setiap kebijakan selalu ada di tangan penguasa bukan (?).

Taukah kalian berapa banyak orang yang menyakiti kalian? Berapa banyak orang yang kalian sakiti?

Seringkali kita berpikir bahwa candaan ya hanya sebuah candaan yang akan diceritakan kembali saat kumpul reuni. Tapi taukah kalian bahwa candaan kalian bisa membuat orang tidak percaya akan dirinya sendiri bahkan membuat orang itu kerusakan mental psikologis yang berujung kematian?

Apakah kegiatan bully ini merupakan sebuah kebudayaan? Apakah kalian merasa hidup kalian hampa jika tanpa membully orang? Apakah kalian pernah merasakan di posisi orang yang kalian bully?

Seringkali kita tidak sadar bahwa kita merupakan salah satu dari pembully itu.

Mulai sekarang stop bullying!



Komentar

Posting Komentar